Thursday 21 February 2013

FULL DAY SCHOOL DAN PENDIDIKAN TERPADU


A.    Pendahuluan
Kehidupan globalisasi dengan nyata melanda kehidupan kita. Umat Islam harus menghadapinya dengan segala implikasinya. Pergaulan global mendatangkan sejumlah kemudahan  bagi manusia, tetapi juga mendatangkan  sejumlah efek negatif  yang dapat merugikan dan dapat mengancam kehidupan.  Oleh karena itu, pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar untuk menjadi penyeimbang (balancing) terhadap kemajuan zaman yang terjadi saat ini. Dalam hal ini pendidikan Islam memainkan peranan yang sangat penting  dalam mempersiapkan generasi  menghadapi era yang penuh dengan tantangan. Pendidikan Islam  harus mampu  menyelengarakan proses pembekalan pengetahuan, penanaman nilai, pembentukan sikap dan karakter, pengembangan bakat, kemampuan dan keterampilan, menumbuh kembangkan potensi akal, jasmani dan rohani yang optimal, seimbang sesuai dengan tuntutan zaman.
Kenyataanya pendidikan Islam khusunya di Indonesia telah berjalan dalam lorong krisis yang panjang.  Pendidikan Islam telah kehilangan pijakan filosofisnya yang hakiki, yang kemudian  berdampak pada  tidak jelasnya arah  dan tujuan yang hendak dicapai.  Pendidikan Islam juga  tertatih-tatih dan gagap dalam menghadapi laju perkembangan zaman dan arus globalisasi.  Akibatnya, output pendidikan  Islam, yang mestinya melahirkan generasi imamul muttaqqin (pemimpin-pemimpin yang bertaqwa) malah melahirkan generasi yang gagap baik gagap teknologi, gagap pergaulan global, gagap zaman bahkan gagap moral. 
Perlu strategi yang tepat  dalam membangun pendidikan Islam yang sebenarnya. Melihat permasalahan yang ada, maka dalam tulisan ini kami mencoba untuk membahas masalah konsep pendidikan Islam dengan sistem full day school dan pendidikan terpadu. Kedua sistem pendidikan inilah yang akan memberikan solusi dalam rangka mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik serta mencetak generasi bangsa yang utuh sesuai dengan kultur budaya dan juga falsafah bangsa (kaffah),‘alim dan juga handal dalam bidang keilmuan dan teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini.

B.     Sistem Pendidikan Full Day School dan Terpadu
1.      Sistem Pendidikan Full Day School
a.       Definisi Full Day School
Full day school berasal dari bahasa inggris, full artinya penuh, day artinya hari, sedangkan school artinya sekolah. Full day school berarti sekolah sepanjang hari.[1] Full day school adalah proses sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi sampai sore hari.
Dengan dimulainya jam sekolah dari pagi sampai sore hari, sekolah lebih leluasa mengatur jam pelajaran yang mana disesuaikan dengan bobot pelajaran dan ditambah dengan model pendalamannya. Sedang waktunya digunakan untuk program-program pembelajaran yang bernuansa informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Dalam penelitian dijelaskan bahwa waktu belajar yang efektif pada anak itu hanya tiga sampai empat jam sehari (dalam suasana formal) dan tujuh sampai delapan jam (dalam suasana informal).[2]
Dalam program full day school ini siswa memperoleh banyak keuntungan secara akademik, tentu saja lamanya waktu belajar juga merupakan salah satu dari dimensi pengalaman anak. Ada sebuah riset mengatakan bahwa siswa akan memporelah banyak keuntungan secara akademik dan sosial dengan adanya full day school.[3] Cryan dalam risetnya menemukan bahwa dengan adanya full day school menunjukkan anak-anak akan lebih banyak belajar daripada bermain, hal ini mengakibatkan produktifitas anak tinggi, selain itu juga lebih dekat dengan guru, siswa juga menunjukkan sikap yang positif karena seharian siswa berada di lingkungan sekolah dan dalam pengawasan guru yang ketat.
Latar belakang munculnya full day school yaitu berangkat dari sebuah kebutuhan masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Orang tua meninggalkan rumah untuk bekerja dari pagi dan kembali ke rumah menjelang malam hari. Para orang tua bekerja selama 5 hari per minggu dan mereka libur (week end) pada hari sabtu dan minggu. Sementara anak-anak berangkat sekolah pukul 06.30 pagi dan pulang pukul 13.00 siang. Mereka sekolah 6 hari dalam seminggu yaitu senin-sabtu.
Kondisi yang demikian ini membuat mereka (orang tua dan anak) memiliki waktu yang sangat sedikit untuk berkumpul. Orang tua sedikit sekali waktunya untuk memperhatikan anak-anaknya di rumah, kasih sayang atau perhatian yang diterima anak dari orang tua akan sangat dirasakan kurang, baik itu perhatian secara biologis atau akademis.
b.      Tujuan Penerapan Full Day School
Berikut ini, beberapa alasan mengapa ada beberapa sekolah yang menerapkan sistem full day school :
1)        Meningkatnya jumlah single parent dan banyaknya aktivitas orang tua (parent carier) yang kurang  memberikan perhatian pada anaknya terutama yang berhubungan dengan aktivitas anak-anak sepulang dari sekolah.
2)        Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir masyarakat yang terjadi saat ini.
3)        Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat, sehingga apabila tidak dicermati, maka kita yang akan menjadi korbannya terutama dari teknologi komunikasi. Dengan banyaknya progran televisi serta menjamurnya play stasion membuat anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi ataupun play stasion.[4]
c.       Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Full Day School
1)      Kelebihan Penerapan Full Day School
Dampak positif dari penerapan full day school antara lain dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak, menangani beragam kebutuhan belajar anak yang berbeda kemampuan, memberikan efek (pengaruh dan manfaat) yang lebih besar kepada anak yang kurang mampu serta mengurangi kesenjangan prestasi. Full day school juga identik dengan pembelajaran yang memiliki jumlah pelajaran agama yang lebih banyak daripada pelajaran umum. Orangtua berharap anaknya mendapatkan pengajaran agama dan pembinaan akhlak yang baik. Hal ini wajar karena  full day school biasanya dimiliki dan dikelola oleh yayasan atau lembaga pendidikan Islam yang bernuansa Islam.[5]
2)      Kelemahan Penerapan Full Day School
Penerapan full day school memiliki dampak negatif bagi perkembangan anak, secara sosial emosional kesempatan dan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan rumah dan sekitarnya cenderung berkurang. Anak juga terlalu lelah karena berkurang waktu istirahatnya. Anak memang diajarkan untuk bersosialisasi, bergaul dengan teman dan gurunya di sekolah, tetapi sosialisasi di sekolah berbeda dengan lingkungan rumahnya. Bersosialisasi dan bermain dengan keluarga dan lingkungan sekitar (dengan teman sebaya, tetangga) juga penting bagi perkembangan sosial emosional anak.
2.      Sistem Pendidikan Terpadu
a.       Definisi Pendidikan Terpadu
Pendidikan terpadu pada hakekatnya adalah pendidikan yang diartikan sebagai sebuah pendidikan yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan  dengan memadukan  pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi suatu jalinan kurikulum.[6] Pendidikan terpadu juga menekankan  keterpaduan dalam metode pembelajaran  sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan terpadu juga memadukan  pendidikan aqliyah, ruhiyah dan jasadiyah. Sehingga dalam penyelenggaraannya  memadukan keterlibatan dan partisipasi aktif  lingkungan belajar yaitu sekolah, rumah dan masyarakat.[7]
Latar belakang munculnya pendidikan terpadu yaitu sebagai alternatif solusi dari keresahan sebagian masyarakat muslim yang menginginkan  adanya sebuah institusi atau lembaga pendidikan Islam yang berkomitmen mengamalkan  nilai-nilai Islam  dalam sistemnya dan bertujuan agar siswanya mempunyai kompetensi seimbang antara ilmu kauniayah dengan ilmu qauliyah atau antara ilmu fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah sehingga mampu  melahirkan generasi muda muslim yang berilmu, berwawasan luas dan bermanfat bagi umat.  Dengan tujuan menciptakan siswa yang memiliki  kecerdasan  intelektual (Intelegent Quotient/IQ), kecerdasan emosional (Emotional Quotient/EQ) dan kecerdasan spritual (Spritual Quotient/SQ) yang tinggi serta  kemampuan beramal yang baik.[8]
b.      Tujuan Penerapan Pendidikan Terpadu
Tujuan umum pendidikan terpadu  adalah membina  peserta didik  untuk menjadi insan muttaqqin (manusia bertaqwa) yang cerdas, berakhlak mulia  dan memiliki  keterampilan  yang memberi manfaat dan maslahat bagi umat manusia, dengan rincian karakter sebagai berikut :
1)        Aqidah yang bersih (salimul aqidah)
Meyakini Allah SWT sebagai pencipta, pemilik, pemelihara dan penguasa alam semesta dan menjauhkan diri dari segala  fikiran, sikap, perilaku bid’ah, khurafat dan syirik.
2)        Ibadah yang benar (shahihul ibadah)
Terbiasa dan gemar melaksanakan ibadah yang meliputi shalat, shaum, tilawah Al-Qur’an, dzikir dan doa sesuai petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3)        Pribadi yang  matang (matinul khuluq)
Menampilkan perilaku yang santun, tertib, disiplin, peduli terhadap sesama dan lingkungan  serta sabar, ulet dan pemberani dalam menghadapi masalah hidup sehari-hari.
4)        Mandiri (Qadirun ‘alal kasbi)
Mandiri dalam memenuhi segala keperluan hidupnya dan memiliki  bekal yang cukup  dalam pengetahuan, kecakapan dan keterampilan dalam usaha memenuhi kebutuhan nafkahnya.
5)        Cerdas dan berpengetahuan (mutsaqoful fikri)
Memiliki kemampuan berfikir  yang kritis, logis, sistematis dan kreatif  yang menjadikan dirinya  berwawasan luas dan menguasai  bahan ajar dengan sebaik-baiknya serta cermat dalam mengatasi segala problem  yang dihadapi.[9]
c.       Konsep Pendidikan Terpadu
Membangun suatu sistem pendidikan yang baik berarti menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang mampu membentuk kepribadian  peserta didik. Kepribadian seseorang itu ditentukan oleh kualitas  dan kuantitas  pengalaman  belajarnya.  Untuk membangun sekolah yang menggairahkan, maka seluruh proses kegiatan belajar mengajar harus dibangun dalam enam konsep  umum yaitu rabbaniyah, integratif, stimulatif, fasilitatif, inovatif dan motivatif.
1)      Rabbaniyah
Dalam prakteknya, kegiatan belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan terpadu hendaklah mengacu pada nilai-nilai Rabbani.  Aktivitas rabbaniyah hendaknya berlangsung terus menerus  selama proses pembelajaran.  Bentuk aktivitas Rabbaniyah  meliputi aplikasi dzikir, fikir, tadabur, dan aplikasi amal.  Sebagai contoh ketika  menjelaskan fenomena alam  seperti hujan, banjir, gempa bumi, energi dan  sebagainya dikaitkan  dengan keagungan, kebesaran Allah  dan isyarat-isyarat dalam Al-qur’an dan As-Sunnah
2)      Integratif
Konsep umum pembelajaran yang kedua ialah integratif.  Konsep integratif dapat berarti bahwa  dalam proses pembelajaran  memadukan secara utuh ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Konsekuensinya, kegiatan belajar harus menstimulasi  ketiga ranah tersebut dengan menggunkan berbagai pendekatan,  metode dan sarana belajar.  Belajar tidak hanya berlaku pada pembahasan konsep-konsep  dan teori belaka. Sehingga setiap pokok bahasannya harus bisa membimbing mereka  untuk masuk  pada aplikasinya.
3)      Stimulatif
Kegiatan belajar yang efektif haruslah mampu  memberikan stimulasi yang optimal kepada peserta didik.  Memberi stimulasi yang optimal  sebaiknya menyesuaikan diri  dengan bagaimana  sifatnya  dalam hal ini psikologi kognitif  dapat memberikan  sumbangan yang berarti  dalam upaya mengoptimalkan  kemampuan  dan daya serap anak dalam kontek belajar.
4)      Fasilitatif
Kegiatan belajar mengajar  harus mampu meyediakan seluas-luasnya  sumber dan media belajar.  Belajar tidak hanya terpaku pada ruang kelas dan sumber belajar tradisional.  Sumber dan media belajar harus diperluas tidak hanya di lingkungan  sekolah namun juga di lingkungan  alam sekitarnya, masyarakat, instansi/lembaga, keluarga, masjid, pasar, tokoh dan lain sebagainya.  Berbagai kegiatan informal juga  dijadikan media bagi proses belajar mereka, seperti dalam  hal berpakaian, aktivitas makan dan jajan, aktivitas  ibadah, aktivitas kebersihan, aktivitas sosial. 
5)      Inovatif
Dalam sebuah inovasi pembelajaran, sebuah inovasi hendaklah  mengarahkan desain pembelajaran untuk selalu bervariatif dan dinamis.  Dalam membuat inovasi pembelajaran guru dituntut untuk  menemukan dan menuangkan ide-ide baru tentang  model pembelajaran  yang dibingkai dengan nilai-nilai Islam.  Sejalan dengan hal tersebut berbagai kegiatan belajar mengajar  perlu didesain  untuk menciptakan konsentrasi dan ketertarikan belajar siswa. Proses inovasi pembelajaran, misalnya  dimulai dari beragam langkah pembelajaran baik media, sumber atau evaluasi belajar.
6)      Motivatif
Kegiatan belajar mengajar harus mampu membangkitkan motivasi berprestasi  pada peserta didik. Dengan tumbuhnya need achievement pada setiap siswa, maka dia akan selalu  menjadikan seluruh aktivitasnya untuk meraih prestasi. Sehingga untuk dapat membangkitkan  kebutuhan siswa agar berprestasi,  maka setiap pengalaman belajar anak haruslah dirasakan sebagai suatu pengalaman  yang menyenangkan sekaligus menantang.

C.    Pengembangan Pendidikan Islam
Sistem pendidikan full day school dan terpadu akan berhasil jika dalam suatu lembaga menerapkan konsep integrasi dan interkoneksi keilmuan, sebagaimana menurut Murtadha Mutahari seorang ulama, filosof dan ilmuan Islam dalam tulisannya Konsep Pendidikan dalam Islam menjelaskan bahwa iman dan sains merupakan karakteristik insani, di mana manusia mempunyai kecenderungan untuk menuju kearah keduanya. Tetapi di lain pihak  manusia selalu ingin dan memahami semesta alam, serta memiliki kemampuan untuk memandang masa lalu, sekarang dan masa mendatang (yang merupakan ciri khas sains).
Pemisahan dan pengotakan antara agama dan sains jelas akan menimbulkan kepincangan dalam proses pendidikan, agama jika tanpa dukungan sains akan menjadi  tidak mengakar pada realitas dan penalaran, sedangkan sains yang tidak dilandasi  oleh asas agama dan akhlak atau etika yang baik akan  berkembang menjadi liar dan menimbulkan dampak yang merusak.  Karenanya konsep pendidikan  full day school dan terpadu inilah yang menawarkan suatu sistem  pendidikan yang holistic dan memposisikan agama dan sains sebagai suatu hal yang seharusnya saling menguatkan satu sama lain.
Muhammad Natsir juga merumuskan bahwa pendidikan itu mencakup: universal, integral dan harmonis. Pendidikan integralistik tersebut berdasarkan tauhid dan bertujuan untuk menjadikan manusia yang  mengabdikan diri kepada Allah dalam arti yang seluas-luasnya dengan misi mencari kebahagiaan dunia dan akhirat.  Muhammad Natsir memandang Islam  bukan hanya dalam pengertian yang sempit melainkan ajaran tentang tata hubungan manusia dengan Tuhan (hablumminallah), pandangan hidup dan sekaligus jalan hidup (way of  life).
Penerapan fullday school dan pendidikan terpadu harus memperhatikan jenjang dan jenis pendidikan, selain kesiapan fasilitas, kesiapan seluruh komponen di sekolah, kesiapan program-program pendidikan. Seperti kita ketahui bahwa di Indonesia jenjang pendidikan formal dibagi menjadi :
1.      PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)/ Play Group, diperuntukkan bagi anak-anak usia dini yaitu 3-4 tahun.
2.      TK (Taman Kanak-Kanak), diperuntukkan bagi anak usia 4-6 tahun.
3.      SD (Sekolah Dasar), diperuntukkan bagi anak usia 7-12 tahun.
4.      SLTP (Sekolah Menengah Pertama), bagi anak usia 13-15 tahun.
5.      SLTA (Menengah Atas), bagi anak usia 15-18 tahun.
Dilihat dari pengelolaannya maka ada sekolah yang dikelola oleh Depdiknas dan sekolah yang dikelola oleh Kementrian Agama, seperti Salafiah, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah. Sekolah-sekolah ini jelas memiliki ciri khas yang beda dengan sekolah umum/Diknas, antara lain pada prosentase muatan pendidikan agama serta kultur di sekolah.
Selain itu, jika dilihat dari jenis sekolah maka dikenal ada sekolah umum dan ada sekolah kejuruan (vocational), seperti MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), yang masing-masing juga memiliki ciri khas, misi, tuntutan dan iklim yang berbeda satu sama lain.
Jika melihat pada tingkatan life skill, maka pada setiap jenjang dan jenis sekolah tentu berbeda orientasinya. Pada jenjang pendidikan usia dini sampai Taman Kanak-kanak bertujuan membentuk pribadi anak untuk mengenal dirinya (who am I) yang selanjutnya disebut Personal Skill, kemudian pada tingkatan Sekolah Dasar dan Menengah Pertama bertujuan untuk membentuk pribadi yang mampu mengenal potensi diri dan lingkungannya (Social Skill). Sedangkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah membentuk pribadi yang mamiliki kecerdasan intelektual, pengetahuan dan lain sebagainya (Academic Skill), serta untuk Sekolah Kejuruan (SMK) tuntutannya adalah pada Keterampilan Kejuruan (Vocational Skill).
Atas dasar perbedaan jenjang dan jenis pendidikan di atas, maka sudah seharusnya penerapan konsep fullday school dan pendidikan terpadu memperhatikan perbedaan-perbedaan tersebut. Anak-anak usia SD dan SMP adalah usia-usia di mana porsi bermain tentu lebih banyak dari pada belajar. Maka bermain dan belajar akan sangat cocok bagi mereka. Konsep fullday school dan pendidikan terpadu jangan sampai merampas masa-masa bermain mereka, masa-masa di mana mereka harus belajar berinteraksi dengan sesama, berinteraksi dengan orang tua, berinteraksi dengan sanak saudara, serta berinteraksi dengan lingkungan di sekitar tampat tinggalnya.
Penerapan konsep fullday school dan pendidikan terpadu tentunya berbeda lagi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tentu akan sangat beda lagi untuk yang berjenis Sekolah Kejuruan (SMK). Siswa SMA dituntut untuk memiliki Academic Skill, maka fullday school dan pendidikan terpadu harus banyak digunakan untuk mengekplorasi atau membuktikan teori-teori yang telah mereka pelajari, sehingga mereka akan memiliki tingkat pengetahuan akademik yang tinggi dan siap untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi.
Pada Sekolah Kejuruan (SMK/MAK) akan sangat bagus jika fullday school dan pendidikan terpadu dimanfaatkan untuk mengaplikasikan keterampilan-keterampilan yang telah dipelajarinya dalam kegiatan-kegiaran produktif yang nyata, atau belajar bekerja (magang) ataupun bekerja pada institusi-institusi/industri-industri sesuai Program Keahliannya, atau berwirausaha sesuai dengan tingkat keterampilannya, sehingga mereka nanti siap memasuki dunia kerja atau berwirausaha. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan arah dan kebijakan pengembangan kurikulum SMK, mulai dari Competency Base Teaching pembelajaran dengan memperhatikan kemampuan atau kompetensi masing-masing anak didik, Link and Match pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri, Multi Entry Multi Exit peserta diklat dapat belajar sambil bekerja atau mengambil program pada jenis dan jenjang yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka atau jarak jauh (Pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003).

D.    Kesimpulan
Besar dan kecilnya manfaat dalam penyelenggaraan full day school dan terpadu juga ditentukan oleh perencanaan program yang tepat dan terarah yang antara lain dilakukan dengan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan alokasi waktu, dana, kebutuhan, dan perkembangan anak dan peningkatan kompetensi guru yang berimplikasi pada perbaikan pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan full day school dan terpadu membutuhkan pemikiran-pemikiran analitis dalam penyusunan rencana strategik yang membutuhkan kemampuan prediktif berdasarkan data dan fakta, sehingga kebutuhan-kebutuhan pelaksanaannya dapat terpenuhi pada saat ini dan masa yang akan datang.
Kunci keberhasilan sekolah yang menerapkan full day school dan terpadu ini sebenarnya terletak pada kemampuan sumber daya manusia dalam mengejawantahkan konsep-konsep ideal yang tertuang dalam kurikulum. Dengan kata lain, reliabilitas personal dan profesional para guru dan pengelola sekolah menjadi faktor dominan bagi tercapainya tujuan sekolah serta memberi kontribusi terbesar bagi peningkatan akses masyarakat. Sehingga keberhasilan dalam pengembangan program full day school dan terpadu akan membantu orangtua mengoptimalkan perkembangan anak.





























DAFTAR RUJUKAN

Syukur, Basuki, Fullday School Harus Proporsional Sesuai Jenis Dan Jenjang Sekolah. http://wwww.SMKN1lmj. Sch.id, diakses pada tanggal 19 September 2012.

Depdiknas, Model Pembelajaran Terpadu. Artikel. Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas, 2004.


Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004.

Salim, Peter, Advanced English-Indonesia Dictonary. Jakarta: Modern English Press, 1988.

Saud, Udin, Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar: Konsep Dasar dan Model-Model Implementasinya. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.

Ticho, Perbedaan Sistem Pendidikan Full day School VS Sekolah Tradisional”.http://ticho.multiply.com/journal/item/17/Perbedaan-Full-Day-VS-Sekolah-Tradisional, melalui Google.co.id. diakses pada tanggal 19 September 2012.

Tritonegoro, Surtanti, Anak Super Normal dan Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara, 1989.

Wiryawan, Sri Anitah, Pembelajaran Terpadu Hilang Gaungnya. Pikiran Rakyat, 11 April 2003.



[1] Peter Salim, Advanced English-Indonesia Dictonary (Jakarta: Modern English Press, 1988), 340.
[2] Basuki Syukur, Fullday School Harus Proporsional Sesuai Jenis Dan Jenjang Sekolah
(http://wwww.SMKN1lmj. Sch.id), diakses pada tanggal 19 September 2012.
[3] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004),  168.
[4] Surtanti Tritonegoro, Anak Super Normal dan Pendidikannya (Jakarta: Bina Aksara, 1989), 23.
[5]Ticho, Perbedaan Sistem Pendidikan Full day School VS Sekolah Tradisional (http://ticho.multiply.com/journal/item/17/Perbedaan-Full-Day-VS-Sekolah-Tradisional), di akses melalui Google.co.id. pada tanggal 19 September 2012.
[6] Depdiknas, Model Pembelajaran Terpadu, Artikel (Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas, 2004).
[7] Udin Saud, Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar: Konsep Dasar dan Model-Model Implementasinya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 58.
[8] Sri Anitah Wiryawan, Pembelajaran Terpadu Hilang Gaungnya (Pikiran Rakyat, 11 April 2003).

1 comment:

  1. Online Casino Software | Free Baccarat & Slots | Play Free Online
    Play 바카라 사이트 casino games online and win real money with our 메리트 카지노 casino games. Play for free or sign up for a real money 샌즈카지노 account and win real money!

    ReplyDelete